Cara paling mudah untuk elak pembaziran dan penghasilan sampah dalam rekaan set teater adalah dengan menggunakan sampah itu sendiri. Sampah ini tak secara literal barang yang terbuang, tetapi boleh jadi barang yang kurang digunapakai, barang-barang yang terkunci di dalam stor.
Sewaktu pementasan Teater Modular bulan Mac lalu di Revolution Stage, kita rata-rata guna tiga kiub putih. Lucunya kita ada dua set kiub-kiub putih ini. Mulanya kita mahu pakai kiub yang dibawa dari rumah Sak Don, tapi kemudian mendapati di RS sendiri sudah ada kiub. Kami berkeputusan pilih kiub RS sebab permukaannya lebih kukuh untuk Amirul Syakir pijak dan lompat. Bagi pementasan Malam Pertama pula, meja dan cawan yang dimasukkan memang sudah ada di lokasi. Pokoknya dalam Teater Modular kita menggunakan apa yang sudah ada di lokasi, dan ini berulang sewaktu di Makespace.
Makespace lebih mengujakan sebab ia sudah ada ruang stor, jadi ada banyak barang yang boleh kita pilih dan pakai untuk buat set. Pendek kata set rekaan bagi Teater Modular tak pernah jadi isu untuk saya fikirkan sangat. Tapi oleh kerana pementasan ketiga nanti di black box, DPAC, ia buat saya kembali gusar. Saya perlu fikirkan bagaimana untuk gunakan ruang di dalam itu.
Mulanya saya cadang untuk jadikan struktur kerusi audien yang bertingkat itu sebagai set, lalu audien sebenarnya hanya berdiri atau duduk di tempat lain, tetapi ia tidak masuk dengan skrip yang telah saya tulis, dan kalau saya paksa idea ini ia akan jadi gimik semata. Maka dengan itu saya fikir, Teater Modular perlu kembali percaya kepada cerita, dan posisi audien di dalam keadaan yang paling konvensional. Untuk menyeimbangkan konvesi ini, apa yang boleh kita buat dengan hamparan lantai dan dinding black box ini nanti?
Tidak seperti Makespace dan RS yang sudah ada barang-barang di dalamnya untuk kita guna, dengan ruang DPAC yang lebih formal, kita kena masukkan barang-barang dari luar. Approach ini saya perlu berhati-hati, sebab potensi untuk hasilkan sampah pasca pementasan itu tinggi. Malah ketika di Makespace, saya ada beli karpet berwarna cokelat, dan karpet itu sekarang sedang terbentang di ruang tamu saya. Jika ia tidak dibentang, saya tidak tahu mahu bubuh karpet ini di mana. Ia sudah tentu ada elemen nostalgik sikit, sebab di atas karpet ini sudah ramai orang pijak dan duduk. Apabila melihat kucing-kucing peliharaan saya mencakar dan berguling di atas karpet cokelat ini, ia mengingatkan saya pada pementasan Teater Modular di Makespace.
Ridhwan Saidi